Wednesday, February 11, 2015

Jika Aku Menjadi Orang Tua...

Pernah mendengar suatu ungkapan, intinya : kita akan mendidik anak kita seperti apa yang orang tua kita lakukan kepada kita.

Menurutku, kita gak boleh sesempit itu menelan ungkapan tersebut mentah-mentah. Di kehidupan serba canggih seperti ini, kita dituntut untuk cerdas. Ya mungkin memang benar sih kita akan memperlakukan anak kita seperti yang orang tua kita lakukan, tapiiii kita pun bisa memilih untuk mengambil hal-hal yang baik saja dan sesuai dengan karakter si anak. Kita pun bisa baca buku tentang parenting atau browsing artikel terkait atau ngobrol dengan sesama orang tua, lalu kita ambil yang sesuai dengan kita aja.

Aku sendiri akan mengambil beberapa hal baik yang dilakukan orang tuaku kepadaku (menurutku yaaa) dan sesuai dengan karakterku, dan kelak akan menerapkan ini ketika aku punya anak nanti. Salah satu hal yang menurutku penting banget adalah : Kepercayaan.

Orang tuaku selalu membebaskan aku menentukan pilihan, mau aku naik gunung lah, nonton konser lah (sejauh ini aku cuma nonton konsernya sheila on 7 hahaha), mau ke Kudus dan Semarang naik motor lah, mau ke pantai di Gunung Kidul tiap hari minggu lah, mau pergi jam 1 dini hari karena mau nonton sunrise di bukit lah, mau rekreasi sama temen nginep wisata di mana lah, mau main seminggu ke rumah teman di lain propinsi lah, terseraaaaaah...asalkan aku memberikan alasan-alasan kenapa aku "harus" diperbolehkan melakukan itu semua kepada orang tuaku.

Biasanya aku bilang begini, "Pak, Bu, rencananya aku mau ke sini sama temen-temen yang ini, rencana dari hari ini ke hari ini, naik ini karena ini yg paling efisien blaa blaaa, nginepnya di sini karena blaa blaaa, terus aku udah punya tabungan segini nanti untuk bayar ini itu beli ini itu, aku pengen banget bisa ke sini soalnya aku mau begini mau tahu ini itu mau dapetin ini itu. Jadi boleh ya?"

Biasanya setelah meyakinkan mereka bahwa "aku sudah memikirkan ini baik-baik kok", mereka akan bilang "OKE" dan nggak jarang mereka malah akan menambah fasilitas lain, misal aku ga perlu sewa mobil rental karena aku boleh pake mobil bapak asal temenku yang nyetir adalah si A (which is bapakku udah sering ketemu A, udah lihat kemampuan nyetirnya, dan udah percaya), atau kadang dikasih uang saku lebih, kadang mereka belanjain camilan untukku dan teman-teman, dan lainnya.

Dengan kepercayaan yg diberikan orang tuaku bahwa aku boleh pergi ke sini ke situ atau pilihan yg lain, semakin membuat aku percaya dalam melangkah sehingga endingnya tidak pernah mengecewakan mereka, justru bikin bangga.

Intinya : saling percaya antara orang tua dan anak itu bisa memaksimalkan outputnya hehe.

Orang tua ku jarang melarangku melakukan ini itu. Misal mau naik gunung. Kebanyakan orang tua pasti akan shock dan melarang anak gadisnya untuk menjamah puncak gunung, belum resiko kalau hilang kesasar di tengah hutan, kalau kena badai, kalau kena longsor, kalau ketemu macan, kalau kecabik monyet hutan, kalau disruduk babi hutan, kalau digigit ular, kalau kedinginan hipotermia di gunung bisa bikin mati, pokoknya banyak banget lah resikonya...

Waktu itu aku percaya bahwa naik gunung akan menjadi suatu hal yang akan memberikan aku pengalaman baru, ketangkasan baru, pendidikan baru, dan kedewasaan baru. Maka waktu itu aku bilang ke bapak ibu bahwa aku mau naik gunung dengan si ini si itu, naik ini itu, bawa ini itu, selama sekian hari, dengan persiapan ini itu, dengan temanku si ini itu yg udah sering naik gunung, jalan rutenya gunung udah jelas karena sering dilewatin banyak pendaki (bukan jalur trabasan), resikonya ini itu dan persiapan kami untuk mencegah/mengantisipasi hal tersebut adalah ini itu blaa blaaa.

Akhirnya, berangkat juga ke gunung hahaha. Dan emang yg didapat dari naik gunung itu buuuanyak banget, dan semua yg aku dapatkan itu aku ceritakan ke mereka bahwa aku dapat a b c d e f g blaaaa blaaa blaaaa.. dan mereka pun lega karena aku bisa bertanggungjawab dengan keputusan/pilihan yang aku ambil, dan yg pasti ada manfaatnya. Setelah itu, izin naik gunung pun jd semakin mudah :D

Trus pernah aku mau pergi dengan teman-teman ke suatu kota, aku minta izin bapak untuk pakai mobil beliau. Ya bilang aja aku boleh pakai gak, nanti uang bensin patungan, yg nyopir si ini, udah punya sim, yg cowok sekian orang jd klo mogok atau apa banyak yg bantuin, yg cewek sekian orang, pakai mobil bapak karena alasan a b c d e. Ya dibolehin, malah seringnya dikasih uang bensin. Beliau percaya, kami pun menjaga kepercayaan itu baik-baik.. misal dengan membawa pulang mobil itu dg kondisi baik-baik aja itu udah cukup membuat bapak lega dan membuktikan bahwa kepercayaan beliau ga sia-sia, belum lagi kalau mobilnya dicuciin dulu, diparkir rapi, wiiih izin pinjam mobil akan lebih lancar :D

Kalau aku sudah menjadi orang tua nanti, aku mau jadi orang tua yang percaya terhadap anaknya, sehingga anaknya pun akan membalas kepercayaan tersebut dengan hal-hal yang membanggakan. Amiiiin.


Tuesday, September 23, 2014

Reinkarnasi Sang Alfalink

Selamat hidup kembali Alfalink-ku yang sudah 6 tahun lamanya mati..

Sumber : Koleksi Foto Pribadi
Habis lulusan SMA, Alfalink mati, gak diurus, gak peduli, gak maut tau, cuekin ajah, udah gak butuh juga sih walau dulu pas SMA jadi jantung hati banget jadi andalan banget.

Eh sekarang pas lagi butuh buat belajar bhs inggris lagi, baru deh dicariin, ditemuin di tempat yg sudah gak lazim sebagai tempat penyimpanan, didoain biar masih bisa nyala pas dikasi batre baru, didoain biar ga harus beli alfalink baru. Sekarang udah nyala, disayang-sayang, walau bentuknya udah geje gak karuan.

Orang sama temen juga kadang gitu ya, udah ga butuh lagi ya udahan temenannya, giliran kenapa-napa larinya ke dia lagi.

Aku juga mungkin gitu sih, udah ga ada kepentingan sama temen yang dulu deket, sekarang udah jadi jarang ngobrol, jarang sms-an. Kenapa ya ada fenomena semacam ini? ;p

Semoga teman-temanku yang dulu deket, deket banget, dueket buuangettt, tapi sekarang udah jarang ngobrol karena kesibukan masing-masing, atau karena 'emang udah gak ada kepentingan untuk bersama' lagi sehingga gak pernah cerita atau curhat-curhatan lagi, semoga engkau di sana sehat selalu, bahagia karena imannya bertamah, dan sukses mendapat kehidupan yang lebih baik. Amiin. :D

Food Label Prevarication

Not sure how to start, actually vegetables and fruits that traded around us are not reliable organic anymore. It is pretty difficult to distinguish which one is do really reliably between them. The label doesn't convince us anymore about the fact.

I've ever read a blog that told me about scary evidence of food label prevarication. The blog states that despite of the food product written with "Organic" or "Pure Organic" label, we cant unanimously believe they were grown from organic seed and organic sphere. If we do really want buy the organic product, make sure we find "100% Organic" label, with clearly "100 percent" written in the label. Or, wisely, just find product which has organic sertificate. In Indonesia, as far as i know, the organic sertificate is legalized by KAN (Komite Akreditasi Nasional) or has an SNI logo.

Based on the passage i've ever read, a product that labelled with only "Organic or Pure Organic" is still added by 70% pesticide or 30% GMO modified seed. I dont think so about the government that didn't give super-hard-punishment to producer, manufacturer, seller, or anyone who make and let this prevaricate-code present in our daily vegetable-fruit label. Thus, we cant only lean on the label itself, we really have to make a warn to ourself about raw food that we buy, that we cook, that we consume. Moreover, we do need to find out the "100 percent" stated in the label.

We can see distinctly trusted organic label/sertificate here : http://jualsayuran.wordpress.com/ 
And let me zoom in the trusted organic label/sertificate from those website :



Just be smart and accurate in reading the code in vegetables, more over in fruits, that we bought from retail. Please notice that they are not consist of number 8 -and its better more to avoid number 3 and 4 too- that written in front of the vegetable/fruit code.

Catch up the further explanation about the code here : http://wisbenbae.blogspot.com/2014/05/arti-kode-angka-pada-buah-impor.html

Perhaps we cant always find the true-organic product around us, but we can always anticipate the bad effect from the pesticide. Nowdays (i wish its not too late) I'm in a fire to wash anything i bought from retail or even from traditional market with Apple Cider Vinegar. I think, washing the fruit or vegetable with water will not "chase away" enough the pesticide, even washing with washing-soup nourished with anti-bacteria. Err, do we allow any chemical in that soup substitute the pesticide itself? Hehehe. I am not sure then :p 

These are reasons why i prefer Apple Cider Vinegar. It has many uses (that i've catched from a website that I already forget the source/link hehehehe my bad ;p)  among others :
  • detoxifies the body
  • kills cancer or slows their growth
  • regulates pH balance in the body
  • relieves allergies and migrain
  • lowers glucose level in diabetic, blood pressure, and cholesterol
  • as a natural appetite suppressant (Amiiin ;p)
  • reduces inflammation
  • gets rid of fingernail or toenail fungus and wart
  • clears skin/surface.
I thrill with the benefits of Apple Cider Vinegar, then i start to use it to keep my fruits and vegetables free from any pesticide layer.

How do I clean the fruit and vegetable? It's slightly easy way : fill sink with water, add 1 spoon of Apple Cider Vinegar, then stir for about 15 seconds. Next step, pour the fruit or vegetable in the sink, soak for 10 minutes, rub with clean hand-sponge-or brush, and see what will happen.. you just find that the water will be dirty, and fruit or vegetable will sparkle with no layer, no wax, or film.

Sumber : Koleksi Foto Pribadi


#Well, you can find any brand of Apple Cider Vinegar indeed. My experience, I only payed  37k to bring it home and meet my freggie fruit

#Any suggestion for my grammar or warn any fault, just let me know :)

Monday, September 22, 2014

Best Advise

This advise from Dr. Charles Swindell is framed on the wall of Pamela J. Sharpe's office. Lucky me, she shared this advise on her Barron's book which i bought yesterday, and i surely motivated by her book. I am happy to share it with you too :

The longer i live, the more I realize the impact of attitude on life. Attitude to me is more important than facts. It is more important then the past, than education, than money, than circumstances, than failures, than successes, than what other people think or say or do. It is more important then appearance, giftedness, or skill. The remarkable thing is, we have a choice every day regarding the attitude we embrace for that day. We cannot change our past. We cannot change the fact that people may act in a certain way. We cannot change the inevitable. The only thing we can do is play on the one string we have, and that is our attitude. I am convinced that life is 10 percent what happens to me and 90 percent how I react to it. And so it is with you. We are in charge of our attitude.


Henry Ford said it another way, "If you think you can or you think you can't, you are probably right."

Thursday, September 18, 2014

Choose Your Own Diet Program

Sumber : Google

Kalau kamu mau diet, kamu harus pilih kiblat dietmu sendiri, yang mana yang suitable sama badan kamu, sama kemampuan kamu, menurutku sih begitu. Soalnya sekarang ini semakin banyak buanget program diet yang ditawarkan oleh pelaku diet, jenisnya macam-macam. Ada yang mulai full vegie food, ada yang membolehkan nasi, ada yang no rice sama sekali, ada yang no-white alias no sugar-rice-salt-starch-dan yang putih lainnya, ada yang tanpa exercise, ada yang harus pake kardio 3x seminggu, ada yang nahan makan beberapa jam, ada yang boleh ngemil terus bahkan sampe tengah malam asal pake buah, dan banyak lainnya.

Kalau mau referensi program diet, cari aja di internet. *alamak, ini tulisan gak informatif banget yak*
Ada banyak sih setahuku : Food Combining, OCD, Clean Gun Detox, One Time No Rice in a Day, South Beach Diet, trus ada yang Yoga, ada yang pake pilates, South Beach Diet, banyak lah gugling aja ;p

Tiap mau program diet, aku selalu bingung soalnya nggak ada 'pengontrol'nya tiap aku lengah makan nasi gitu, yang ada orang-orang di sebelahku malah nambah-nambahin nasi ke piring, duh, hahahaha.

Dan, aku nggak pernah berhasil tuh pake olahraga juga turun beratnya nggak signifikan, padahal dulu waktu kuliah rutin lari pagi di kampus paling gak 3x seminggu, dan nggak ngefek. Mungkin karena kurang kontrol makan ya, dan asal kurangin nasi aja gitu, trus nahan-nahan lapar dan gak ngemil, tapi abis itu gak sadar kalap makan ;p

Satu kali pernah coba Food Combining ya, seminggu bisa lho turun 3 kg. Cmiiiiw banget kan? Abis itu tapi ga kelanjut lagi, soalnya mulai kebingungan mau beli buah apa lagi buat sarapan ;p

Food Combining di Indonesia banyak kok promotornya, ada Erikar Lebang juga. Prinsipnya simpel : nggak makan/nggak nyampur karbo sama protein hewani. Jadi bisa dicontohkan begini :

Sarapan : pake buah dan harus variasi ya buahnya, gak cuma satu jenis aja.
Lunch : ayam goreng/steak yang tanpa nasi, atau nasi sedikit + sayur buanyak + tahu/tempe/protein nabati
Dinner : nasi dikit + sayur buanyak + protein nabati, atau roti, atau kentang

Sumber : Google

Kalau aku sukanya mencampuradukkan semua program diet, aku pilih mana yang kusuka dan enak di tubuhku huuahahaa *BIKIN TEORI SENDIRI* makanya dietnya gak pernah berhasil huahaha.

Tapi waktu tahun lalu berhasil turun 3 kg dalam seminggu, aku pake cara ini :

Sarapan : buah, minimal 2 variasi buah
Lunch : Nasi + sayur + tahu tempe, kadang pake ayam atau daging juga hahahaha. Yang penting nasi nya dikit atau seenggaknya mulai dikurangin lah porsi-nya dikit dikitt
Dinner : Nasi + sayur + tahu tempe, kadang steak, kadang nasi goreng parohan sama suami, kadang capcay yang extra sayur, kadang kebab
>> Gak pake olah raga apa-apa kecuali nyapu dan ngepel rumah ;p
>> Aku juga masih membolehkan diri untuk ngemil di sela-sela mealtime itu, kadang jajan lumpia, donat, jagung manis, roti maryam, banyak lah semau perut :D

Tapi anehnya, seminggu itu, dari 65 kg aku jadi 61.5 lho yaa. Eh turun 3,5kg ya itu? Lumayan kaaaaannn... hihihi.

Sekarang aku naik lagi jadi 66.5kg, dan pengen berdiet -tujuan utamanya sih biar sehat, tujuan kedua baru deh biar BB-nya turun kwkwkw.

Lagi pengen nyoba tiap pagi bangun tidur minum Honey Lemon Shot-nya Andra Alodita, kayaknya bikin badan sehat dan kaya antioksidan. Mungkin kalau kalian tertarik, bisa buka webnya Andra Alodita di www.alodita.com . Banyak kisah inspiratifnya dia soal jaga kesehatan ;)

Sumber : Google

# ini mumpung lagi kesurupan pengen diet aja nih makanya nulis begini, semoga gak cuma jadi wacana yah, dan semoga aku bertahan dalam berburu buah dan bisa menahan diri untuk tetap kontrol sama pola makan yang sehat. amiiin. ;)

A Campaign to Resist GMOs Product

GMO stands for Genetically Modified Organism. In simple way to explain, produk pangan yang udah dimodifikasi atau dikloning dengan DNA makhluk hidup lainnya untuk mendapatkan produk dengan kriteria tertentu, dan untuk suatu kepentingan. Misal, tanaman dikloning sama DNA bakteri atau hewan, atauuu sapi dikloning sama human's DNA biar bisa punya susu kayak ASI, semacam itu lah. Mungkin kalian bisa googling sendiri ya, tinggal ketik GMO dan bakal buanyak banget artikel di situ yang bisa kalian baca. Produk-produk GMO ini diproduksi di US, oleh perusahaan Monsanto.

Mungkin isu tentang GMO sudah banyak beredar ya, tapi nampaknya dari pemerintah kita belum terlihat usaha yang signifikan untuk benar-benar nge-warning produk ini masuk dan ditanam di Indonesia. Mungkin sudah dilarang sih dan aku nggak tau aja gitu perkembangannya, tapi who knows kalau negara kita masih aja impor beberapa komoditas pangan dari luar negeri, particularly from US, more particularly products that produced by Monsanto.

Salah satu bukti kalau isu GMO ini nggak sebegitu digubris adalah, kalau pergi ke supermarket, kita gak menemukan label FREE GMO  atau label gambar di bawah ini :

Sumber : Google 
Sumber : Google

Tulisan :Organic atau Nature aja gak menjamin, tulisan halal juga nggak menjamin selama MUI belum melakukan pelarangan terhadap GMO ini, mana kita bisa tahu apakah wortel-cabai-tomat dll yang di supermarket itu dari bibit yang benar-benar alami dan non-GMO? Terus mau kasih solusi untuk belanja di pasar aja? Nggak jamin juga... walau belanja di pasar kesannya lebih 'ramah lingkungan' buat tubuh, tapi siapa tahu petani-nya dapat bibit dari pemerintah, which is pemerintah dapet bibitnya impor dari US. Ya, sama ajah dooong.

Contoh kecil : tahu dan tempe katanya bagus banget antioksidannya buat tubuh, makanya disebut food for the future. Iya gitu kalau kedelainya nanem sendiri di lahan petani asli Indonesia dan semua organik, kalau pake pestisida aja udah menurun tuh kualitasnya sebagai food for the future, apalagi kalau bibit kedelainya dari GMO. Dan iya kalian tahu sendiri kan akhir-akhir ini petani kedelai gak bisa panen, terus pemerintah bukannya mencari cara gimana petani Indonesia bisa produksi kedelai lagi eeeeh malah impor kedelai dari US, based on article that i read bahwa 80% kedelai di Indonesia sekarang adalah kedelai GMO.

Produk GMO kebanyakan di jagung, kedelai, gula, pepaya Hawaian.. or you can zoom in this pic:

Sumber : Google

Sumber : Google


Kalau kalian udah baca tentang GMO dari hasil googling, kalian bakal nemu banyak yang menuliskan kerugian jika kita mengonsumsi GMO. Salah satu yang menurutku ngeri banget adalah akan terjadi POLUSI GENETIKNgeri nggak sih, kalau kita bangun tidur, trus tau-tau kita jadi mutan.. jadi wolverin, mistique, spiderman, hulk... naudzubillahimindzalik.

Aku baca di suatu artikel yang aku lupa yang mana sumbernya (soalnya terlalu banyak artikel GMO yang kubaca, jadi gak ke-detect yang mana sumbernya ;p hahahaha) bahwa US terutama Perusahaan Monsanto itu sengaja memodifikasi pangan seperti itu, salah satu alasannya karena mau bikin mutan manusia secara perlahan. Mereka awalnya memodifikasi dari pangan dulu, terus hewan, di mana dua produk itu akan dikonsumsi manusia, kemudian lama-kelamaan manusia akan mengalami mutasi genetik. They dont even eat their own product loh, dia bikin, dia sebar-sebarin ke mana-mana, dan dia pengen lihat efeknya kayak apa sih. Aku baca juga seseorang menulis di blog kalau sangat besar kemungkinan film-film Hollywood yang menceritakan mutan itu sebenarnya kampanye terselubung dari Monsanto itu untuk menciptakan generasi manusia yang seperti itu.

Trus aku baca di blog seseorang, bahwa Eropa dan China sudah menyadari kalau dengan mengonsumsi produk GMO atau melegalkan bibit-bibit pertanian dari Monsanto ini berarti mereka telah menjadi kelinci percobaan US. So, they unanimously ban the product's trade from Monsanto/US, dan lebih mengunggulkan lagi pertanian-peternakan mereka. 

Aku baca salah satu artikel di kaskus dan menurutku keren banget cara penyampaiannya : 

http://www.kaskus.co.id/thread/52dfe2b41e0bc38f3b8b45de/inilah-bahaya-makan-tempe-tahu-roti-dan-sereal-all-about-gmo/


Cara simpelnya kita untuk menghindari tubuh kita dari GMO adalah dengan cermat-cermat membaca label makanan yang kita beli, bisa dengan cek logo FREE GMO atau NON-GMO atau dengan label seperti yang di atas itu, atau cari yang ada tulisan 100% ORGANIC (jangan yang cuman yang tulisannya ORGANIC aja, karena menurut artikel yang kubaca dan kebetulan lupa sumbernya, kalau tulisannya cuma ORGANIC aja itu sama dengan 70% pestiside atau 30% GMO). Juga bisa cermatin dari kode angka seperti ini :

Sumber : Google


You probably eat GMOs every day. Do our government forbid them? No, you dream. As far as i know, our gov permit Monsanto dispatch and spread the GMOs seed to our farmer.
God, i wish i am not goin to be a mutant!

Saturday, September 13, 2014

Buku Kehamilan yang Recommended



Well, kapan hari dibelikan ibu buku ini :

Sumber Koleksi Foto Pribadi
Dilihat dari covernya, sudah bisa ditebak kalau ini buku jadul hehe. Sepertinya ini buku terjemahan gitu, sepertinya lho.. dari gambar-gambar di dalamnya pun menunjukkan foto wanita Amerika abad dinosaurus hahaha soalnya gitu deh... kriting-kriting gimana gitu. Yang menunjukkan betapa tuanya buku ini adalah : di salah satu bab tentang persiapan kelahiran, penulis menyarankan Anda untuk membawa 'koin uang untuk telepon'... booooo koin uannggg jaman kapan ituuu ;))

Kita abaikan tentang kondifi 'fisik' buku ini ya. meskipun 'tua' tapi isinya menurutku lengkap buuuuuuuuuangettttt. Bener-bener isinya tuh urut mulai dari kalender persiapan kehamilan, proses kejadian kehamilan, tes kehamilan apa aja dari yg tradisional sampe yg modern pake testpack, trus kontrol ke dokter dan ke bidan apa aja keuntungannya, pilihan-pilihan ngelahirin di rumah sakit/puskesmas/bidan/di rumah, trus gimana persiapan kelahiran dan laktasi, gimana cara ngelahirin dengan berbagai posisi mulai dari jongkok sampai yang biasa yakni terlentang, sampai  gimana merawat anak kalau ibu sedang bekerja dan gimana merawat anak kita yang lain (kalau anak kita lebih dari satu)... 

Banyak ulasan yang related with my previous opinion, Salah satunya ada tulisan di bawah ini :

Sumber Koleksi Foto Pribadi

Cmiwwww.. Selamat merenung! Huaaahahaahaa ;p